[Flashfiction] Ilusi Dosa

foto : kompasiana.com
foto : kompasiana.com

Bayi lelaki itu merangkak mendekatiku. Dia berhenti di beberapa langkah dari tempatku berdiri. Pandangan kami beradu. Kurasakan kedua matanya seperti sebilah pedang yang mengoyak-ngoyak pikiranku dan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kulakukan.

Aku tercekat ngeri sambil berusaha mundur. Bayi itu masih memandangku tajam. Mata beningnya menghakimiku telak.

“Pembunuh!”

Sebuah suara mendengung. Siapa yang berbicara?

“Pembunuh!”

Bayi itu berbicara? Oh, Tuhanku, bayi itu berbicara! Lanjutkan membaca “[Flashfiction] Ilusi Dosa”

[Flashfiction] Rajah

foto : ilmukejawen.com
foto : ilmukejawen.com

“Selesai.”

“Terimakasih, Eyang.”

Arman mengembuskan napas lega. Rasa sakit di kulit akibat tusukan tulang binatang yang diruncingkan perlahan memudar.

“Boleh pinjam cermin, Eyang?”

Lelaki keriput itu menyodorkan kaca. Arman melirik ke punggungnya. Sebentuk rajah dengan pola aneh telah terpatri di kulitnya yang memerah. Arman mengangguk puas.

“Sekarang saya sudah bisa berkomunikasi dengan makhluk halus, Eyang?” Lanjutkan membaca “[Flashfiction] Rajah”

Panggung Terakhir Laksmi

foto : adisudiawan.blogspot.com
foto : adisudiawan.blogspot.com

“Heh, Laksmi! Ngapain datang?” hardik Menur, primadona baru kelompok tayub milik Pak Raden.

“Kamu itu sudah tua, sudah tamat!” sambungnya.

“Cuma melihat-lihat,” jawab Laksmi lirih. Tangannya mengelus sampur kuning dari sutra.

“Itu punyaku! Jangan pegang!”
Batin Laksmi teriris. Lanjutkan membaca “Panggung Terakhir Laksmi”