
Bayi lelaki itu merangkak mendekatiku. Dia berhenti di beberapa langkah dari tempatku berdiri. Pandangan kami beradu. Kurasakan kedua matanya seperti sebilah pedang yang mengoyak-ngoyak pikiranku dan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kulakukan.
Aku tercekat ngeri sambil berusaha mundur. Bayi itu masih memandangku tajam. Mata beningnya menghakimiku telak.
“Pembunuh!”
Sebuah suara mendengung. Siapa yang berbicara?
“Pembunuh!”
Bayi itu berbicara? Oh, Tuhanku, bayi itu berbicara! Lanjutkan membaca “[Flashfiction] Ilusi Dosa”