
Aku bersama Nadia. Sementara ayah dan ibu berada tak jauh dari kami. Tetapi kami tak melihat keduanya. Kami hanya mendengar suara-suara mereka saling berteriak. Lalu suara itu menghilang. Tak terdengar lagi.
“Kak, aku takut,” bisikku ke pada Nadia yang duduk diam di lantai. Kami berusaha menguping dari balik pintu kamar, tapi benar-benar tak ada lagi suara.
“Kak,” panggilku lagi, berharap dia segera melakukan sesuatu. Nadia tiga tahun lebih tua dariku, kelas satu SMP sementara aku duduk di kelas empat SD. Kami disekolahkan di kota sebelah karena ayah dan ibu menganggap sekolah di sana lebih berkualitas. Baru tiga hari kami pulang ke rumah setelah pengumuman kenaikan kelas.
“Kenapa ayah dan ibu bertengkar ya, Dek?” tanya Nadia. Aku menggeleng. Mana aku tahu. Nadia mengetuk-ngetukkan ujung telunjuknya ke pelipis, kebiasaannya saat sedang berpikir.
“Apa mungkin ada yang selingkuh ya?” Nadia mengemukakan sebuah teori. Aku mengerutkan dahi.
“Selingkuh itu apa, Kak?” Lanjutkan membaca “[Flashfiction] Mereka Berteriak!”