Cerfet #MFF : Labirin Rasa

foto : mobavatar.com
foto : mobavatar.com

bagian ke tiga belas

CERITA SEBELUMNYA

SATU | DUA | TIGA | EMPAT | LIMA | ENAM | TUJUH | DELAPAN | SEMBILAN | SEPULUH | SEBELAS | DUA BELAS

Dio menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Meski pikirannya sedang kalut, dia tak ingin menambah masalah dengan mengebut. Jalanan di depannya tampak senyap, hanya ada beberapa mobil yang silih berganti mendahului mobilnya. Dio mengusap wajahnya yang berkeringat meski di luar hujan dan AC mobil telah dinyalakan. Urusan cinta ini sungguh pelik. Dio menghela napas panjang.

Dio seperti tersadar saat menyadari bahwa mobilnya berhenti di depan sebuah rumah berhalaman luas yang ditumbuhi beberapa pohon buah di sisi kiri dan kanannya. Rumah itu memiliki teras lebar yang diisi dengan satu set kursi rotan, serta sebuah kursi malas. Rumah yang dulu menghadiahinya banyak kenangan manis, juga pahit. Rumah milik Malinda, ibu Ratih.

“Ah…” keluh Dio. “Mengapa aku bisa sampai ke sini?” Lanjutkan membaca “Cerfet #MFF : Labirin Rasa”

[Cerita 17] Labirin Cinta Semu

foto : windidwirexisworld.blogspot.com
foto : windidwirexisworld.blogspot.com

Seorang lelaki yang tak bertemu istrinya selama seminggu, mestinya akan begitu bergairah. Hasratnya akan menggebu hendak menuntaskan rindu yang terpendam. Seluruh sel tubuhnya akan meneriakkan gejolak yang menghentak. Dan tanpa menunggu waktu, dia akan meminta perempuannya untuk bersama mengarungi sungai kenikmatan. Menggetarkan peraduan. Memadu perasaan. Tapi tidak dengan suamiku. Suami yang menikahiku enam bulan lalu.

“Capek, Mas?” Dara menatap Vino suaminya dengan matanya yang sayu. Lelaki tampan di hadapannya mengangguk pelan. Pekerjaan Vino sebagai pegawai sebuah instansi pemerintahan mengharuskannya menempuh perjalanan selama enam jam. Dara tak ikut pindah bersama Vino sebab kariernya sedang menanjak. Mereka sepakat untuk tinggal terpisah.

Dara menghela napas panjang. Dia berjalan mengiringi Vino menuju kamar. Di atas ranjang sudah dia siapkan pakaian ganti. Di kamar mandi air panas sudah tersedia. Di meja makan masakan kesukaan Vino masih mengepulkan uap.

Setelah mandi dan makan, Vino dan Dara duduk santai di depan televisi. Dara sengaja merapatkan tubuhnya ke tubuh Vino. Baju tidur seksi yang dipakainya tak mampu menyembunyikan sebagian besar dadanya yang putih. Juga pahanya yang menggairahkan. Dara mengibaskan rambut panjang ikalnya yang beraroma bunga. Sesekali tangannya mengelus dada Vino yang bidang.

Tak ada reaksi yang diharapkan. Vino masih memandang jauh ke dalam televisi. Lanjutkan membaca “[Cerita 17] Labirin Cinta Semu”

[Berani Cerita # 21] Kolak Pisang Rasa Cinta

foto : kayuagungradio.com
foto : kayuagungradio.com

“Jadi istri itu harus bisa masak.Biarpun bekerja, perempuan harus menyiapkan sendiri makanan untuk suaminya. Memangnya mau suaminya makan masakan warung melulu?”

Nana mengingat-ingat kalimat lembut tapi menusuk yang diucapkan Rahmi, mertua perempuannya seminggu lalu kala mertuanya itu mengunjungi rumahnya – rumah Nana dan Ridho – sebulan setelah bulan madu usai. Mertuanya melirik sinis pada meja makan yang dipenuhi masakan yang dibeli dari warung makan.

“Memangnya kamu nggak sayang sama perut suamimu, Na?” sindir Rahmi. Nana menundukkan kepala. Dia berharap Ridho ada di sini untuk membelanya. Sayang sekali, Ridho sedang mengobrol dengan ayahnya.

“Ridho itu sukanya semur daging, sayur lodeh, sama sambal terasi. Kamu bisa masak itu semua?”

“Belum, Ma.” Nana pasrah. Lanjutkan membaca “[Berani Cerita # 21] Kolak Pisang Rasa Cinta”

[Flashfiction] Cinta Sejati

foto : tatacinta.com
foto : tatacinta.com

Siapakah pemilik sejatinya cinta?

Satu pertanyaan yang sama. Ribuan suara. Semua berdengung serempak di dalam kepala. Melly meremas rambut panjangnya. Matanya nanar menatap langit-langit kamar.

Tentu saja Tuhan!

Melly memejam. Satu wajah tampan terbayang di pelupuk. Melly tersenyum. Ah, wajah itu. Menerbitkan cercah senyum meski tak melihatnya langsung. Menimbulkan rasa sayang meski tangan tak bisa bertautan. Sebab sepasang tangan lain telanjur jadi pautan.

Jadi, salah siapa jika cinta di hati tumbuh untuk lelaki yang tak bisa dimiliki? Salah Tuhan?

Melly mengusap airmata yang tiba-tiba menderas di pipinya. Batin ini tersiksa, keluhnya. Kenapa aku tak bisa mencintai lelaki lain? Melly menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Mencoba mengusir penat yang membebat benak. Usahanya sia-sia. Melly menyerah. Dia memejamkan mata. Pikirannya melayang-layang. Lanjutkan membaca “[Flashfiction] Cinta Sejati”

[Flashfiction] Rumah Kenangan

foto : inforumah.net
foto : inforumah.net

“It’s always good to come home”

Robin menatap tulisan yang tertera di mug putih yang dipajang di sebuah toko pecah belah. Bergegas ia masuk dan membeli setengah lusin benda itu. Sambil sesekali meneliti sebuah foto, Robin terus berburu barang-barang.

Satu demi satu benda peralatan rumah tangga memenuhi troli. Robin mendorong barang belanjaannya menuju kasir. Setelah membayar, dia mengambil sebuah mug dan mematahkan pegangannya. Dibandingkannya dengan gambar mug yang ada di dalam foto. Dia mengangguk puas.

“Cukuplah untuk hari ini,” gumamnya sambil memberi tanda centang pada selembar foto. Robin membalik-balik beberapa foto. “Giliran ruang tamu mulai besok.”

Robin membuka pintu belakang mobil dan meletakkan barang belanjaan. Segera setelah itu dia berlalu.

**********
Di rumah yang baru selesai dibangun sebulan lalu, Robin duduk sendiri di dapur ditemani secangkir kopi. Robin memegang cangkir kopi sambil mengedarkan pandangan ke seluruh isi ruangan. Sesekali ditelitinya selembar foto ruangan dapur yang tergeletak di meja. Ada perbedaan kecil.

“Ah, penata ruang kurang teliti!” Lanjutkan membaca “[Flashfiction] Rumah Kenangan”