
Hendra mengelus rambut istrinya dengan penuh sayang. Jemarinya menelusuri garis yang membelah rambut panjang keperakan itu menjadi dua bagian. Lalu jejari itu turun membelai pipi pucat wanita yang telah tiga puluh tahun mendampinginya. Wanita yang kini terbaring tanpa daya di ranjang rumah sakit. Tubuh kurusnya ringkih, digerus sel-sel kanker.
“Frida, Sayangku,” Hendra berbisik lirih. Diciumnya ubun-ubun kekasihnya itu. Tangannya merentangkan sebuah peluk. Frida menggeliat, merasakan kehadiran suaminya.
“Mas.” Suara itu begitu pelan. Hendra nyaris tak bisa mendengar bisikan itu jika tak mendekatkan telinganya.
Kelopak mata yang lelah itu membuka separuh. Terlihat sayu dan lelah. Frida memaksakan seulas senyum di bibirnya yang kering. Hanya agar hati suaminya tak semakin luka. Lanjutkan membaca “[Flashfiction] Melepas Bintang”