“Aku tak mengira hal mengerikan itu terjadi padaku. Rasanya aku ingin segera pergi jauh dari sini.”
Aastha, anak gadisku terus mengulang-ulang kalimat itu. Wajahnya tertelungkup di atas meja makan, ditingkahi isak yang mengiris hati. Ibu mana yang tak remuk hati melihat putrinya seperti ini. Tadi dia tiba di rumah lebih cepat. Biasanya setelah hari gelap baru Aastha tiba dari rumah majikannya. Aku resah di hadapannya. Kubiarkan Aastha merengkuh tenang sebelum kembali bertanya. Di luar senja kian tua, matahari semakin renta. Aku beranjak untuk menyalakan lampu lalu kembali menghadapi Aastha.
“Beta, apa yang terjadi?” Kuusap rambut Aastha yang tebal dan panjang. Kini rambut itu terurai, tak lagi rapi terkepang. “Katakan padaku.”
“Mama..”
Gadisku mengangkat wajahnya yang pias berbalur air mata. Matanya yang besar memerah, sapuan kohl di bawah mata lenyap entah ke mana. “Aku diperkosa.”
Oh, Dewa! Lanjutkan membaca “[Cerita Pendek] Beta”