Sedari dulu sudah kutahu, Ibu mertuaku adalah perempuan yang sangat menyayangi anaknya. Pasalnya, Menur, istriku itu adalah anak tunggal.
“Nur, aku mau bicara soal Ibu.”
Menur mengangkat matanya dari deretan huruf majalah. “Ya, Mas?”
Aku berdeham. “Bisakah kauminta pada Ibu agar tak usah datang lagi?”
Menur sontak berdiri. Matanya menudingku. “Mas tak suka? Kenapa?”
“Aku…tak nyaman.”
“Mas! Ibu cuma sesekali datang! Dia hanya ingin menjengukku!”
“Tapi..”
Kalimatku terhenti saat dari luar kudengar suara langkah kaki mendekat dan berhenti tepat di depan pintu.
“Ibu datang! Masuk saja, Bu!”
Pintu masih tertutup rapat. Hanya wangi melati yang perlahan meruap di sekujur ruangan.
100 kata
Melati… melatiii… *goyanggg*
*tebar-tebar melati
*kemudian Suzzana datang.
:p
Ahhhhhh…. Mas Attar….
*langsung ngumpet bawa garem*
Hahaha… Btw, semoga menang di GA-nya mbak Evrina yaa. 🙂
Aih. diperhatikan. jadi malu sayahhhh
😉
Ternyata….ibunya dtg bawa melati…hehe..
Keren bang rig…:)
Nah…bisa jadi emang si suami nggak nyaman karena si mertua bau kuburan….eh…bau melati maksudnya. Hehehe
Ibunya penjual bunga?? #sisiran
*sodorin sirih sekalian :p
Horor atau ibu mertua suka pakai sanggul dari bunga melati? 😀 .
Nah.. kira-kira gimana ya? 😉
Owh,ibunya suka pake minyak melati ya bang? 😛
Nah! Ini baru komentar optimis! Bagus! :p
Waaa mendadak nengok kanan kiri
mrinding
Coba tengok atas, Jiah….
Hmm.. Melati yaa 0,0
Iya…emaknya suka wangi melati. :p
waaaaaahh.. hororrr
Cuma horor dikittt… hehe