[FF250Kata] Baju Baru

wpid-img-20150107-wa0005

Suara mesin jahit mulai bergema dari rumah sederhana yang terasing dari rumah-rumah lainnya. Menyudut di bantaran sungai, diapit rumpunan bambu. Sepasang kaki cekatan menekan pedal dan jarum turun naik menusuki lembaran kulit.

Buat pola terlebih dahulu, suara guru menjahitnya terngiang. Jangan sembarangan pakai jarum pentul!

Tentu saja aku tahu! Perempuan empat puluh tahun itu tersenyum tipis. Kulit yang ditusuk jarum akan meninggalkan lubang kecil yang tak bisa hilang. Agar kulit bisa direntangkan pada pola, gunakan pemberat pada keempat ujungnya.

Kaki kurus itu berhenti. Tangan burik perempuan itu turun membedal nyamuk yang hinggap di leher. Luput! Dia mulai menggaruk bekas memerah. Serpihan kulit kering berjatuhan.

Ahh..

Meski menimbulkan sensasi nikmat yang aneh, menggaruk bisa meninggalkan luka. Dia yakin, di kakinya kini ada baret luka berdarah. Nyeri menjalari pembuluh. Ah, itu bisa menunggu. Kulit ini harus segera dijahit menjadi baju cantik.

Atur juga ketebalan kulitnya.

Perempuan tua gurunya itu benar sekali. Kulit yang terlalu tebal sulit dijahit. Dia sudah menyiat dengan teliti lemak di bagian dalam kulit cokelat mulus itu menggunakan pisau dapur. Kulit itu sudah  rapi.

Hmm…

Bibir kering perempuan itu mendesah. Pinggangnya terasa kaku. Saatnya beristirahat sejenak. Dengan langkah pincang dia menuju ruang tengah dan menyalakan televisi. Sambil bersandar dia mengganti-ganti saluran. Sebuah acara berita malam menarik perhatiannya.

“Sesosok mayat wanita diperkirakan berusia dua puluh tahun ditemukan dalam kondisi mengerikan. Korban dikuliti dari bagian depan hingga punggung. Polisi memperkirakan…”

Perempuan itu mematikan televisi. Tubuh kakunya merebeh sekarang. Pegalnya hilang.

Sudah saatnya menyelesaikan baju baru, gumamnya sambil tersenyum tipis.

Keterangan

1. Bedal  : Pukul

2. Siat     : Mengiris tipis

3. Rebeh : Terkulai, merebeh : melentur

**

Lihat juga karya teman lainnya untuk tema “Bedal, Siat, Rebeh genre Thriller”

1. Ajen Angelina ~ Skenario

2. Rifki Jampang ~ Di Balik Samsak

3. Chocostorm ~ Teror Lantai Delapan

4. Anindita ~ Kisah Lelaki Tua Pemilik Kucing Hitam

5. Rinrin Indrianie ~ Seharusnya

6. Maya Indah ~ Memori yang Hilang

7. Junior ~ Sequel : Cemburu

44 komentar pada “[FF250Kata] Baju Baru”

  1. Hiii, merinding bacanya. Apalagi yang pas serpih kulitnya berjatuhan *langsung lihat kulit sendiri*

    Nampaknya, guru jahit perempuan ini juga psikopat ya? Kok mengerti sekali tentang seluk beluk menjahit kulit…. hiii…

    1. Nah, kalo guru si perempuan memang penjahit kulit biasanya. Kalo dalam pikiran abang, si perempuan ini pengen kulit yang mulus tapi nggak bisa. Karena tertekan batin, nggak punya suami/anak -rumahnya sepi, kan?- mungkin diejekin karena kondisi kulitnya sendiri, jadilah dia berpikiran ‘gila’ seperti dalam cerita ini. 🙂

      1. Iya mas. Kayaknya sih yang kulit itu. Tapi kalau gak ada kulit, gak nyambung juga ke yang berita TV. Mungkin jangan pakai kulit langsung mas, tapi deskripsi kulit aja.

        1. mengganti kata ‘kulit’ dengan kata lain semacam ‘bahan jahitan’? Aku sih ‘ngarepnya’ yang baca kepikiran bahwa si perempuan ini sedang menjahit semacam jaket dari kulit (binatang), gitu. hehe

  2. Bagus bang.tp krn dikasih tahu kalo genrenya udah serem blm jd ketebak endingny.smnjak muncul kata kulit, aku langsung tahu pasti kulit manusia.hehe

  3. Wah, keren, Bang! Ngilu bacanya…
    Tapi bagian awal agak janggal buatku. Di awal, si perempuan udah mulai menjahit, tapi selanjutnya si perempuan baru inget tentang kata-kata gurunya tentang pola dan jarum pentul, hehe.

Tinggalkan Balasan ke Attar Arya Batalkan balasan