Suara mesin jahit mulai bergema dari rumah sederhana yang terasing dari rumah-rumah lainnya. Menyudut di bantaran sungai, diapit rumpunan bambu. Sepasang kaki cekatan menekan pedal dan jarum turun naik menusuki lembaran kulit.
Buat pola terlebih dahulu, suara guru menjahitnya terngiang. Jangan sembarangan pakai jarum pentul!
Tentu saja aku tahu! Perempuan empat puluh tahun itu tersenyum tipis. Kulit yang ditusuk jarum akan meninggalkan lubang kecil yang tak bisa hilang. Agar kulit bisa direntangkan pada pola, gunakan pemberat pada keempat ujungnya.
Kaki kurus itu berhenti. Tangan burik perempuan itu turun membedal nyamuk yang hinggap di leher. Luput! Dia mulai menggaruk bekas memerah. Serpihan kulit kering berjatuhan.
Ahh..
Meski menimbulkan sensasi nikmat yang aneh, menggaruk bisa meninggalkan luka. Dia yakin, di kakinya kini ada baret luka berdarah. Nyeri menjalari pembuluh. Ah, itu bisa menunggu. Kulit ini harus segera dijahit menjadi baju cantik.
Atur juga ketebalan kulitnya.
Perempuan tua gurunya itu benar sekali. Kulit yang terlalu tebal sulit dijahit. Dia sudah menyiat dengan teliti lemak di bagian dalam kulit cokelat mulus itu menggunakan pisau dapur. Kulit itu sudah rapi.
Hmm…
Bibir kering perempuan itu mendesah. Pinggangnya terasa kaku. Saatnya beristirahat sejenak. Dengan langkah pincang dia menuju ruang tengah dan menyalakan televisi. Sambil bersandar dia mengganti-ganti saluran. Sebuah acara berita malam menarik perhatiannya.
“Sesosok mayat wanita diperkirakan berusia dua puluh tahun ditemukan dalam kondisi mengerikan. Korban dikuliti dari bagian depan hingga punggung. Polisi memperkirakan…”
Perempuan itu mematikan televisi. Tubuh kakunya merebeh sekarang. Pegalnya hilang.
Sudah saatnya menyelesaikan baju baru, gumamnya sambil tersenyum tipis.
Keterangan
1. Bedal : Pukul
2. Siat : Mengiris tipis
3. Rebeh : Terkulai, merebeh : melentur
**
Lihat juga karya teman lainnya untuk tema “Bedal, Siat, Rebeh genre Thriller”
2. Rifki Jampang ~ Di Balik Samsak
3. Chocostorm ~ Teror Lantai Delapan
4. Anindita ~ Kisah Lelaki Tua Pemilik Kucing Hitam
5. Rinrin Indrianie ~ Seharusnya
keren euy tulisannya. udah baca yang lain, dan menurutku, ini yang paling keren
terima kasihhh…. 🙂
Baanng, ngiluu abiss 😥
Bang Riga bisa jahit, ya? Kok bisa tahu trik menjahit hihihi…
Hehehe, gugling kak. Aku sih tahunya cuma menjahit kancing baju aja. 😀
[…] Baju Baru (Ariga Sanjaya) […]
Hiii, merinding bacanya. Apalagi yang pas serpih kulitnya berjatuhan *langsung lihat kulit sendiri*
Nampaknya, guru jahit perempuan ini juga psikopat ya? Kok mengerti sekali tentang seluk beluk menjahit kulit…. hiii…
Nah, kalo guru si perempuan memang penjahit kulit biasanya. Kalo dalam pikiran abang, si perempuan ini pengen kulit yang mulus tapi nggak bisa. Karena tertekan batin, nggak punya suami/anak -rumahnya sepi, kan?- mungkin diejekin karena kondisi kulitnya sendiri, jadilah dia berpikiran ‘gila’ seperti dalam cerita ini. 🙂
Detail yang keren bang. Tapi dari mana dia dapatkan korbanhya? Mungkin dia tinggal sebagai pemilik villa yg disewakan… Hehe
Hehe. Korban diajak ke rumah, di bunuh, lalu mayatnya dibuang, setelah dikuliti terlebih dahulu. 😉
Iya yah… Dicuplikan berita ada gitu… *malus
hehehe.. thanks yah udah mampir 😉
Kok aq jd ngebayangin dia tuh siluman ular yg mesti Yanti kulit ya bang *dan jd tambah serem*
hehehe, bisa juga, sih.. :p
[…] Coach Riga – Baju Baru […]
serem lo Banggg :O
bajunya dari kulit baju yahh??
iya, Ajen. Baju kulit… 😉
sadissss!
😀
kayak biasa… 😀
sepertinya kalau thriller harus bikin yg sadis juga neh
😀
hehehe, moodku lagi sama yang sadis-sadis nih.. *padahal emang hobi* 😀
Ketebak sih pas dia bilang kulit. Ini pasti kulit manusia.
Tapi keren mas. as usual.
wah… terlalu banyak petunjuk, ya, Ryan? Bagian/kalimat mana yang sebaiknya ‘disembunyikan’ biar nggak ketebak terlalu awal?
Iya mas. Kayaknya sih yang kulit itu. Tapi kalau gak ada kulit, gak nyambung juga ke yang berita TV. Mungkin jangan pakai kulit langsung mas, tapi deskripsi kulit aja.
mengganti kata ‘kulit’ dengan kata lain semacam ‘bahan jahitan’? Aku sih ‘ngarepnya’ yang baca kepikiran bahwa si perempuan ini sedang menjahit semacam jaket dari kulit (binatang), gitu. hehe
Memang sih. Tapi kalau yang dah tahu Flashficttion apa akan langsung mikir ya itu tadi Mas.
sip.. sipp.. thanks, Ryan. Karya berikutnya harus lebih baik dari ini. 🙂
Ah mas…. tulisan fiksi mas kan….
*lirik fiksi sendiri yang dah lama gak dikerjakan*
Semangat, Ryan! 🙂
Lagi gak ada ide Mas. 😦
Moga segera ketemu, Ryan. 🙂
sama. gapapa. yang penting tetep serem pas bacanya 😀
Hehehe, makasih, La..
kalo lebih panjang jadi seperti perfume nih… 😀 keren..
hehe, takutnya malah jadi ‘melar’ kadar thrillernya.
Ini baru thriller Bang, keren!
Makasih, Lia…. 🙂 | Ngg, kritik dong. 😉
Bagus bang.tp krn dikasih tahu kalo genrenya udah serem blm jd ketebak endingny.smnjak muncul kata kulit, aku langsung tahu pasti kulit manusia.hehe
hehehe, kata pengantarnya terlalu vulgar, yah. 😀
jempol ini bang 😀
makasih..makasihhh… *idung kembang kempis 😀
Wah, keren, Bang! Ngilu bacanya…
Tapi bagian awal agak janggal buatku. Di awal, si perempuan udah mulai menjahit, tapi selanjutnya si perempuan baru inget tentang kata-kata gurunya tentang pola dan jarum pentul, hehe.
janggal, ya, di bagian itu? maksudnya sih si perempuan baru mulai menjahit. dan dia teringat ajaran gurunya. thanks, Dita. 🙂
Ah iya. Bukan janggal sih sebenernya, Bang. Duh apa ya namanya. Kurang enak aja peletakannya. Eh ini komen apa sih. Malah bingungin hahaha.
*dijitak*
Sipp, sipp. Abang pikirkan lagi peletakan kronologinya biar nggak janggal, ya, Dit. 🙂