
Seorang lelaki yang tak bertemu istrinya selama seminggu, mestinya akan begitu bergairah. Hasratnya akan menggebu hendak menuntaskan rindu yang terpendam. Seluruh sel tubuhnya akan meneriakkan gejolak yang menghentak. Dan tanpa menunggu waktu, dia akan meminta perempuannya untuk bersama mengarungi sungai kenikmatan. Menggetarkan peraduan. Memadu perasaan. Tapi tidak dengan suamiku. Suami yang menikahiku enam bulan lalu.
“Capek, Mas?” Dara menatap Vino suaminya dengan matanya yang sayu. Lelaki tampan di hadapannya mengangguk pelan. Pekerjaan Vino sebagai pegawai sebuah instansi pemerintahan mengharuskannya menempuh perjalanan selama enam jam. Dara tak ikut pindah bersama Vino sebab kariernya sedang menanjak. Mereka sepakat untuk tinggal terpisah.
Dara menghela napas panjang. Dia berjalan mengiringi Vino menuju kamar. Di atas ranjang sudah dia siapkan pakaian ganti. Di kamar mandi air panas sudah tersedia. Di meja makan masakan kesukaan Vino masih mengepulkan uap.
Setelah mandi dan makan, Vino dan Dara duduk santai di depan televisi. Dara sengaja merapatkan tubuhnya ke tubuh Vino. Baju tidur seksi yang dipakainya tak mampu menyembunyikan sebagian besar dadanya yang putih. Juga pahanya yang menggairahkan. Dara mengibaskan rambut panjang ikalnya yang beraroma bunga. Sesekali tangannya mengelus dada Vino yang bidang.
Tak ada reaksi yang diharapkan. Vino masih memandang jauh ke dalam televisi.
Dara hendak mencoba lagi. Tapi ucapan Vino membuat gerakan tangannya terhenti. “Aku mau tidur, Yang. Capek banget nih.”
Dara menghela napas kesal. Sepertinya malam ini dia masih harus menahan hasratnya.
Entah apa yang terjadi pada Vino. Dia tidak pernah benar-benar perkasa saat tidur bersamaku. Sejujurnya aku tidak pernah merasakan kenikmatan orgasme yang sering dikatakan orang-orang. Vino hanya mampu bertahan lima sampai sepuluh menit. Itupun dengan usaha yang melelahkan untuk membangkitkan kelelakiannya.
“Coba lagi, Mas!”
“Nggak bisa. Sudah lemas.”
“Mau aku bantu? Pakai tangan apa mulut?”
“Aduh, sudah benar-benar nggak bisa!”
“Mas nggak kasihan sama aku?”
Hening yang menyesakkan memenuhi ruangan kamar yang remang cahaya. Hanya ada desah napas berat menahan gemuruh di dada. Lalu sebuah isak.
Kamu tahu seberat apa beban di dadaku, Dev?
Send Message?
Yes!
**********
Seorang suami yang telah berhari-hari lamanya tak bertemu istri seharusnya tak akan membuang waktu untuk mengajak pasangannya memadu cinta. Perjalanan sejauh enam jam mestinya tak jadi penghalang. Bercinta dapat dilakukan sesering mungkin. Hanya berdua di rumah memungkinkan untuk bercinta dimana saja. Di dapur, di ruang tamu, atau mungkin di garasi. Tapi aku tak punya minat melakukan itu semua.
“Kamu cinta istrimu, Vin?”
Pertanyaan yang tanpa basa-basi itu menyentakkan Vino. Cinta?
“Mengapa kau tanyakan itu?”
“Tentu saja. Itulah pangkal semua cerita. Atau jika kau sukar menjawabnya, biar kuubah pertanyaanku. Mengapa kau menikah dengannya?”
Hening.
“Saat itu aku pikir aku bisa berubah. Kisah kelam kutinggal di belakang. Setahun kuhabiskan untuk mengenalnya, menyelami pikirannya, mencintainya. Dan kupikir aku cukup berhasil.”
“Apa buktinya kau berhasil?”
“Ya aku menikah dengannya.”
“Hahaha, bukan itu ukuran keberhasilan, Vin. Buktinya rasa cintamu sekarang berubah.”
“Sejak aku bertemu denganmu.”
“Jadi, sekarang akulah penyebab semua masalah ini?”
“Bukan. Maaf, aku tak bermaksud mengatakan itu. Aku merasa ketika aku bertemu kamu, hidupku genap. Aku bisa mencintaimu dengan sepenuh hati, tanpa perlu berusaha.”
“Dan kau merasa keputusanmu menikahinya adalah salah? Kau ingin menyudahinya?”
Hening lagi.
“Vin?”
Sebuah anggukan.
“ Kau tahu kalau kau akan menyakiti hati seorang perempuan?”
“Aku…aku… aku tak bisa terus-menerus menyimpan rahasia. Semua akan terasa menyakitkan, entah itu diakhiri nanti….atau sekarang.”
Vino menatap mata kekasihnya dalam-dalam. Rasanya dia bisa melihat cinta dalam mata bening di hadapannya. Dan dia merasa tak akan pernah puas mereguk kenikmatan itu.
“Aku mencintaimu. Kau juga kan?”
“Kau sudah tahu jawabannya, bukan?”
Vino tersenyum. Wajahnya bergerak ke depan, memagut bibir merah yang merekah. Tangan Vino bergerak membuka lapisan demi lapisan kain yang menyelubungi tubuh keduanya. Kulit mereka kini bebas dari jeratan benang, tak ada lagi yang bisa mereka sembunyikan. Dua tubuh telanjang berpadu dalam ikatan, entah nafsu entah sayang. Desah memburu, lenguh kenikmatan meningkahi derit ranjang yang gemetar. Malam kian membara.
**********
“Bisakah malam ini kau datang? Suamiku tak pulang minggu ini. Aku kangen kamu, Dev!”
Ah, perempuan yang malang. Suaminya yang pecundang itu tak mampu benar-benar menjadi lelaki baginya. Pertemuan rahasia kami selalu berakhir dengan lenguhan puas ketika perempuan itu benar-benar mendaki puncak kenikmatan. Sungguh menyenangkan bercinta dengannya.
Tapi aku tidak bisa datang malam ini.
Kubaca ulang pesan kekasih perempuanku. Senyum kepuasan masih terpasang di bibir saat kuketikkan sebuah pesan balasan.
“Maaf Dara sayang, malam ini aku sedang banyak pekerjaan. Bagaimana kalau lusa?”
Pesan balasan segera tiba. “Ok. Miss you much.”
Kulemparkan ponsel ke sudut ranjang. Kupandangi kekasihku yang berbaring telanjang. Kurenggut bantal putih yang menutupi bagian tengah tubuhnya. Dia terbangun.
“Ada apa, Dev?”
“Vin, aku mau lagi.”
749 kata.
ad gitu cowok bibirny merah merekah? tp munkn dy suka pake lipstick
bisa jadi dia suka perawatan, hehe.
ahahahahahah
dasar laki2 bedebah si Vino ini..
itu si dev bisek yahh XD
Nahhh… pertanyaan awalnya, Dev ini laki apa perempuan? 😉
Kayanya perempuan dehh tapi aku mikirnya dia Cowio
sengaja nggak abang tegaskan jenis kelamin si Dev ini, biar asik ditebak-tebak :p
Dev ini pasti laki2. Karena Dara puas dengannya dan Dara sgt mengharap suaminya. Sementara Vino sama sekali tak tertarik dg Dara, klo laki2 normal disuguhi perempuan macam Dara biar gak cinta pasti gak nolak, dwehh hahahaha… 😛
Waah, analisa yang menarik! *tetap nggak mau mutusin Dev itu laki apa perempuan* :p
[…] masih kurang buatmu. Tukang selingkuh!” Suara Wita terdengar begitu dingin di telinga Anto. Lebih dingin dari cairan milkshake yang […]
Haha.dev pasti devan.. Kejam juga ceritanya..:).kasian dara..
Dev = Devan? Boleeeh. Dev = Devi juga boleh. Hehehe.
Dari paragraph pertama saya udah nangkep bgt maksud ceritanya. Bahkan dari judulnya. Yang gak terduga itu ternyata mereka punya selingkuhan yang sama, meski dari dialog2 akhir mulai kebaca.
Tanpa membaca komentar2 yang lain, yang bikin saya penasaran itu Dev. Dev itu kependekan dari Devi atau Devan. Dev itu cewe atau cowo :D.
Pasti jawabannya ‘itu terserah pembaca, mau mengimajinasikan cewe atau cowo’ :p
jadi, pilih mana : Devi atau Devan? 😉
Well, Dari dialog dan pernyataan Si Dev sama Vino, jelas Dev itu cowo. Contohnya:
1. “Kamu cinta istrimu, Vin?” – jelas ini pertamyaan cowo ke sesamanya. Paling tidak, menurut hemat saya. #eeaa.
2. “Saat itu aku pikir aku bisa berubah” – berubahnya diItalic. Yaahh..setidaknya lagi menurut saya, ini pernyataan desperate orang yang merasa dirinya salah jalan. In this case sex oriented.
3. “Aku merasa ketika bertemu kamu, hidupku genap” – Gak mungkin dia ngomong gini sama selingkuhan cewe :D.
4. “Aku tak bisa terus2an menyimpan rahasia”. – yahhh…menurut lo??
5. Percakapan SMS terakhir Dara. Gak mungkin dia sms temen cewenya kayak gitu. And again…. There is no way she is a lesbian…
Jadi, jelas Dev itu Devan :). Sekian dan terima kasih
waawww….dika kereeeen…..analisanya. hehehe. *tetep ga mau kasih penegasan siapa itu Dev. :p
Iya bg, biarkan imajinasi pembaca yg bermain :). This just another great story from you bg. And i always love it :).
Kereeeeeeen….. harus baca dua kali baru ngerti maksudnya… sip markusip euy 😀
makasih. . makasiiiihh.. 🙂
Setuju sama Pak Guru Sulung. Bagian “mau pake tangan atau mulut” bikin keselek x))
Baguuuus!
hehehe…makasih Nina… 🙂
Saya pernah baca cerita model gini Bang Riga. Jadi di tengah-tengah saya bisa nebak kalau ini pasti selingkuhnya ama biseks. AC DC.. Dan ternyata benar.. Cuma yang saya belom bisa nebak waktu di tengah cerita adalah apakah Dev ini Devi atau Devgan… Dan ternyata Devi.. 🙂
Good job! 😀
kalau aku bilang Dev ini adalah Devan, gimana? 😉 | Buat tokoh Dev ini, bebas aja mau dianggap sebagai cewek apa cowok. Justru disitu kan serunya? Hehehe. Thanks. 🙂
Saya nangkepnya tetep Devi.. *sok tahu*
Soalnya cewek lebih mengerti tentang sesamanya.. *halagh*
Dan setelah dibaca ulang ada bagian berubah yang dibuat miring.. Ini Devon rupanya..
*labil* 😛
huahahahaha…… asyikk niih…. :p
hehehe. boleeeeh, bebas kok.. 😉
boleeeeeh…. 😀
Haduh, si Dev ini omnivora… :O
omnivora! :O
Hmm… ceritanya bagus, eh, maksudnya yang nulis pinter bikin ceritanya. Hehe…
Etapi, curang ih, kok gak dikasih tau Dev itu laki atau perempuan. Padahal kalo dikasih tau, tetap gak akan ngurangin twist-nya kok 😉
Kereen 🙂
makasih. kakaakin… 🙂
kalau mauku sih, Dev itu cowok. Nah, gimana? 😉
pada pinter2 sih bikin cerita hot hot pop… aku nggak bisa. ajariiiin.
aaaah, aku nggak pinter bikin cerita hooot… ini cuma kebetulan aja…. 😀
O oww… apa-apaan ini. maen selingkuh aja. selingkuhnya gak bener lagi.
emang ya cinta itu gak bisa milih kepada siapa.. syalalallala….
syalalala…. selingkuh yang bener itu yang gimana ya Ayu? :p
Keren cerpennya Bang. Selalu suka kalau baca cerpen yang ending-nya mengejutkan.
makasih…makasih Ari.. 🙂
Got the point. Tapi, teteep. Paling ngakak baca bagian ini “Mau aku bantu? Pakai tangan apa mulut?”O my gooood… *ngakak guling2*
husshh, namanya juga cerita dewasa… 😀 *btw, Sulung udah lebih cepat ‘nangkep’ ya sekarang? Ahemmm…. 😀
*kipas-kipas*
┌(“˘o˘)┐
fffiiuuhh….. 😀
Piyuuuh.. keringetan bacanya 😀
*bantuin ngelap :p
Dari awal aku nebak si vino homo..tapi ada kata bibir merah yg dipagut aku jadi berubah mikir vino punya selingkuhan.. terus pas bagian akhir aku jadi mikir lagi.. vino emang punya selingkuhan dan ternyata selingkuhannya vino itu biseks jadi justru istrinya vino yang bermain juga dengan sesama lesbong… tapi kenapa namanya dev? Teruas baca ulang lagi.. terus mikir lagi setelah baca komennya afhian.. Hahahha… jadi siapa yg gak normal? Ihh..dasarr
jadi, kesimpulannya gimana nih? Ceritanya membingungkan? Atau gimana?
Ceritanya bagusss… nih, sebagai pembaca aku suka baca cerita yg sulituntuk ditebak. Karena itu bikin aku tertib bacanya, nggak pake skip atau langsung lompat ke bagian akhirnya. Untuk ukuran ini kamu berhasil banget. Tapi jaug melebihi ternyata krn sampai akhir aku tetap gak tau mana posisi yg diinginkan penulisnya. Si suami yg homo atau istri nya yg lesbong. Gak jelas. Apalagii satu satunya penggalan nama yang jadi clue adl Dev
.. itu kan bisa aja david yg dipanggil dev atau devina… tulisan ini clueless. Tapi ya emang lagi ngetrend sih sekarang tulisan yg akhirnya diserahkan pada pembacanya utk berkesimpulan sendiri meski aku pribadi gak suka trend ini. Jadi ya.. mo komen apa?
wah, thanks komennya Ade. 🙂
Aku ada selipin ‘sedikit’ petunjuk tambahan dalam cerita. Ada kata ‘berubah’ yang ditulis miring. Lalu cerita Vino yang ‘loyo’ di depan istrinya, tapi ‘perkasa’ saat bersama Dev. Masih samar memang, tapi sedikit banyak sudah menunjukkan kemana arah ceritanya.
Dan masih ada sisa ruang untuk interpretasi masing-masing pembaca di akhirnya.
Salam. 🙂
asem, itu si vino dan si dev itu homo ya? 😮
mungkin… 😀